Kamboja Surga Judi

Kamboja Surga Judi

Penampakan salah satu kasino darat di Sihanoukville, Kamboja, Jumat (1/12/2023).

Sebuah kota di sisi pantai tampak bermandi cahaya dengan deretan bangunan yang tinggi menjulang di sekitarnya. Pemandangan Sabtu (2/12/2023) malam itu mengesankan kota pesisir ini cukup gemerlap. Sesekali mobil mewah mengilap melalui deretan gedung itu. Sebagian berlalu lalang masuk dan keluar dari gedung berpapan lampu besar bertuliskan ”casino”.

Di sepanjang jalan itu, gedung tinggi bertuliskan kasino berjajar ibarat gerai ritel di Sihanoukville, ibu kota provinsi Sihanoukville, Kamboja. Kota yang bernama lain Kampong Som ini tampak makin berkilau kala malam. Mustahil bagi seseorang untuk tidak penasaran, lalu segera mengintip, atau segera mendatangi kasino itu.

Orang-orang leluasa masuk ke kasino untuk berjudi. Sebagian mereka mendatangi mesin slot untuk mencoba peruntungan. Sebagian lainnya mendatangi meja panjang, dipandu seorang perempuan di kasino untuk bermain judi kartu.

Baca juga : WNI di Kamboja: Tidak Semua dari Kami Pekerja "Judol"

Suasana kasino Hotel Holiday Palace Sihanoukville, Kamboja, awal Desember 2023.

Seorang laki-laki menekan tombol agar mesin slot berputar terus. Dari layar mesin slot terlihat kombinasi simbol-simbol yang berputar mencari kecocokan. Sekali waktu, layar menampilkan kecocokan empat koin emas yang serasi. Kombinasi itu seketika memunculkan tulisan ”Feature Won”, kemudian disambut suara dentingan koin yang mengalir deras dan menambah perolehan poinnya.

Baca juga: Judi "Online" Mengepung Indonesia dari Kamboja

Malam itu, si laki-laki menang banyak dari salah satu mesin slot lantaran mendapat jackpot. Dia segera menekan tombol ”cash out” lalu disambut musik-musik meriah dari mesin. Menunggu beberapa waktu kemudian, seorang perempuan pegawai kasino datang membawakan beberapa lembar uang 100 dollar AS. Tak lama, laki-laki itu pergi meninggalkan kasino.

Laki-laki itu hanyalah satu dari sekian gegap gempita perjudian di kota Sihanoukville. Pada deretan kasino yang berjajar di sana, pemandangan menang dan kalah berjudi jamak ditemui dan menjadi hal lumrah. Malam kian larut di kasino dan judi terus berlangsung hingga pagi tiba.

Baca juga : Perjalanan Mendebarkan ke Pusat Judi "Online"

Salah satu hotel yang berada di sisi kota Sihanoukville, Kamboja, Selasa (5/12/2023).

Gemerlapnya suasana itu memperlihatkan keadaan Sihanoukville yang bergeliat sebagai area kasino sekitar tiga tahun terakhir. Sihanoukville seakan menyusul Phnom Penh, ibu kota negara Kamboja yang juga memiliki area kasino NagaWorld, salah satu pusat kasino besar di Kamboja yang lebih senior.

Sebelum sampai pada situasi sekarang, Kamboja melewati perjalanan panjang hingga menjadi salah satu negara dengan kasino terbanyak di Asia Tenggara.

Dari berbagai sumber yang dihimpun Kompas, perjudian mulai merebak di Kamboja pada 1990-an. Hal itu berawal saat pemerintah setempat membuka tender internasional pembangunan pulau resor kasino di wilayah Sihanoukville pada 1994. Langkah itu diambil sebagai upaya pemulihan akibat stagnasi ekonomi ekstrem di negara itu karena dampak perang saudara.

Baca Juga: Jejak Panjang Hubungan Indonesia dan Kamboja

”Orang-orang leluasa masuk ke kasino untuk berjudi... ”

Suasana di dalam Trimulia Casino, Sihanoukville, Kamboja, Senin (4/12/2023).

Megaproyek resor atau kompleks kasino di Sihanoukville dibangun secara bertahap. Sampai proyek itu selesai, pemenang tender mendapatkan hak untuk mengoperasikan kasino terapung di Phnom Penh. Lalu, profit mereka yang tidak kena pajak dari kasino terapung digunakan untuk mendukung pengembangan proyek di Sihanoukville.

Perusahaan Ariston dari Malaysia (pemilik NagaCorp) mendapatkan tender itu. Pada 1995, Ariston menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Kamboja yang kemudian memberikan lisensi kasino kepada Ariston. Lisensi itu lalu diberikan kepada NagaWorld Limited yang memulai operasional judi di sebuah kapal di tepi Sungai Bassac, Phnom Penh. Kawasan itu dekat dengan destinasi wisata utama di Phnom Penh.

Namun, pada 1996 Pemerintah Kamboja melarang warganya untuk bermain judi. Hal itu seiring keluarnya Undang-Undang Pemberantasan Perjudian pada 1996.

Baca Juga: Melihat Kamboja dari Dua Mata Uang Berbeda

Seorang laki-laki memainkan mesin judi slot di dalam kasino Nagaworld, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (6/12/2023).

Alih-alih berdampak, larangan itu justru memicu beroperasinya kasino-kasino kecil di kota-kota yang berbatasan dengan Thailand dan Vietnam, termasuk di Sihanoukville. Sejak saat itu, industri kasino terus berkembang di Kamboja. Pada 2011, pendapatan pajak yang dihasilkan sebesar 20 juta dollar AS.

Sementara pada 2014, 57 kasino memberikan pendapatan sekitar 25 juta dollar AS kepada Pemerintah Kamboja. Adapun pada 2015, 75 kasino menyumbang 29 juta dollar AS pendapatan pemerintah dan 2 miliar dollar AS pendapatan pemilik kasino.

Pada 2019, pajak dari kasino mencapai 80 juta dollar AS atau naik dari 46 juta dollar AS pada 2018. Peningkatan itu tidak lepas dari beroperasinya judi online. Pemilik kasino tersebut sebagian besar adalah perusahaan investasi asing, termasuk dari Indonesia. Hingga 2019, total ada 150-200 kasino di Kamboja dan membuat negara itu sebagai negara dengan kasino berlisensi terbanyak di Asia Tenggara.

Akses gerbang tol menuju ke daerah Sihanoukville, Kamboja, Rabu (6/12/2023).

Industri judi di Kamboja disebut meledak pada 2017. Terutama ketika kasino-kasino yang didanai Tiongkok mengambil alih Sihanoukville. Dari 1,3 miliar dollar AS yang diinvestasikan di Sihanoukville pada 2017, sebanyak 1,1 miliar dollar AS berasal dari Tiongkok.

Sihanoukville yang juga dikenal sebagai Kampong Som adalah sebuah kota pesisir di Kamboja. Sihanoukville berada sekitar 214 kilometer barat daya Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Pada 2017, jumlah kasino di Sihanoukville sebanyak 24 unit. Kemudian, jumlah itu terus melonjak dan pada 2019 mencapai 100 kasino. Tumbuhnya kasino milik investor Tiongkok dan judi daring juga mendorong masuknya warga Tiongkok. Total warga Tiongkok yang masuk ke wilayah itu hingga 2019 diperkirakan mencapai lebih dari 450.000 orang.

KVMS : 'Penampakan hotel dan kas...

Akan tetapi, pukulan terhadap industri perjudian di Sihanoukville datang pada 2019. Hal itu setelah pada 18 Agustus 2019 Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengumumkan linsensi kasino baru tidak lagi diterbitkan. Begitu juga pembaruan untuk perjudian online dilarang. Semua lisensi judi online juga berakhir pada 31 Desember 2019.

Larangan itu diduga terkait kekhawatiran Pemerintah Kamboja terhadap kejahatan yang muncul seiring meningkatnya aktivitas judi daring di kawasan itu. Sejalan dengan itu, pandemi Covid-19 merebak sejak 2020.

Kondisi itu berdampak pada eksodus para ekspatriat, yakni lebih dari 450.000 pekerja Tiongkok kembali ke negaranya. Sementara itu, sebanyak 7.700 pekerja lokal Kamboja diberhentikan.

Akibatnya, kasino ditutup dan proyek gedung pencakar langit, resor, kondomium yang sebagian dibangun terbengkalai. Total ada 1.100 bangunan yang belum selesai dibangun di sana.

Salah satu kasino di sisi jalan kota Sihanoukvile, Kamboja, Selasa (5/12/2023). Sektor usaha terkait juga terdampak. Lebih dari 800 restoran tutup. Diperkirakan, larangan tersebut membuat Sihanoukville kehilangan pendapatan secara konservatif antara 3,5 miliar dollar AS dan 5 miliar dollar AS karena 90 persen dari pendapatan ini berasal dari perjudian online.

Pascakondisi itu, Pemerintah Kamboja berupaya kembali menarik investor di resor. Pada 14 November 2020, mereka mengeluarkan undang-undang baru tentang manajemen perjudian. Salah satunya mengatur tentang lisensi terhadap pusat perjudian komersial terpadu. Tidak hanya untuk kasino, tetapi juga resor, restoran, pusat ekshibisi, dan pertokoan. Sejak 2021, perundangan baru itu efektif, sudah ada 87 lisensi baru untuk kasino yang beroperasi di Kamboja. Industri perjudian di negeri ini sepertinya masih akan berumur panjang.

Baca juga: WNI Kendalikan Judi ”Online” dari Kamboja

Penampakan salah satu kasino darat di Sihanoukville, Kamboja, Jumat (1/12/2023).

Sebuah kota di sisi pantai tampak bermandi cahaya dengan deretan bangunan yang tinggi menjulang di sekitarnya. Pemandangan Sabtu (2/12/2023) malam itu mengesankan kota pesisir ini cukup gemerlap. Sesekali mobil mewah mengilap melalui deretan gedung itu. Sebagian berlalu lalang masuk dan keluar dari gedung berpapan lampu besar bertuliskan ”casino”.

Di sepanjang jalan itu, gedung tinggi bertuliskan kasino berjajar ibarat gerai ritel di Sihanoukville, ibu kota provinsi Sihanoukville, Kamboja. Kota yang bernama lain Kampong Som ini tampak makin berkilau kala malam. Mustahil bagi seseorang untuk tidak penasaran, lalu segera mengintip, atau segera mendatangi kasino itu.

Orang-orang leluasa masuk ke kasino untuk berjudi. Sebagian mereka mendatangi mesin slot untuk mencoba peruntungan. Sebagian lainnya mendatangi meja panjang, dipandu seorang perempuan di kasino untuk bermain judi kartu.

Baca juga : WNI di Kamboja: Tidak Semua dari Kami Pekerja "Judol"

Suasana kasino Hotel Holiday Palace Sihanoukville, Kamboja, awal Desember 2023.

Seorang laki-laki menekan tombol agar mesin slot berputar terus. Dari layar mesin slot terlihat kombinasi simbol-simbol yang berputar mencari kecocokan. Sekali waktu, layar menampilkan kecocokan empat koin emas yang serasi. Kombinasi itu seketika memunculkan tulisan ”Feature Won”, kemudian disambut suara dentingan koin yang mengalir deras dan menambah perolehan poinnya.

Baca juga: Judi "Online" Mengepung Indonesia dari Kamboja

Malam itu, si laki-laki menang banyak dari salah satu mesin slot lantaran mendapat jackpot. Dia segera menekan tombol ”cash out” lalu disambut musik-musik meriah dari mesin. Menunggu beberapa waktu kemudian, seorang perempuan pegawai kasino datang membawakan beberapa lembar uang 100 dollar AS. Tak lama, laki-laki itu pergi meninggalkan kasino.

Laki-laki itu hanyalah satu dari sekian gegap gempita perjudian di kota Sihanoukville. Pada deretan kasino yang berjajar di sana, pemandangan menang dan kalah berjudi jamak ditemui dan menjadi hal lumrah. Malam kian larut di kasino dan judi terus berlangsung hingga pagi tiba.

Baca juga : Perjalanan Mendebarkan ke Pusat Judi "Online"

Salah satu hotel yang berada di sisi kota Sihanoukville, Kamboja, Selasa (5/12/2023).

Gemerlapnya suasana itu memperlihatkan keadaan Sihanoukville yang bergeliat sebagai area kasino sekitar tiga tahun terakhir. Sihanoukville seakan menyusul Phnom Penh, ibu kota negara Kamboja yang juga memiliki area kasino NagaWorld, salah satu pusat kasino besar di Kamboja yang lebih senior.

Sebelum sampai pada situasi sekarang, Kamboja melewati perjalanan panjang hingga menjadi salah satu negara dengan kasino terbanyak di Asia Tenggara.

Dari berbagai sumber yang dihimpun Kompas, perjudian mulai merebak di Kamboja pada 1990-an. Hal itu berawal saat pemerintah setempat membuka tender internasional pembangunan pulau resor kasino di wilayah Sihanoukville pada 1994. Langkah itu diambil sebagai upaya pemulihan akibat stagnasi ekonomi ekstrem di negara itu karena dampak perang saudara.

Baca Juga: Jejak Panjang Hubungan Indonesia dan Kamboja

”Orang-orang leluasa masuk ke kasino untuk berjudi... ”

Suasana di dalam Trimulia Casino, Sihanoukville, Kamboja, Senin (4/12/2023).

Megaproyek resor atau kompleks kasino di Sihanoukville dibangun secara bertahap. Sampai proyek itu selesai, pemenang tender mendapatkan hak untuk mengoperasikan kasino terapung di Phnom Penh. Lalu, profit mereka yang tidak kena pajak dari kasino terapung digunakan untuk mendukung pengembangan proyek di Sihanoukville.

Perusahaan Ariston dari Malaysia (pemilik NagaCorp) mendapatkan tender itu. Pada 1995, Ariston menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Kamboja yang kemudian memberikan lisensi kasino kepada Ariston. Lisensi itu lalu diberikan kepada NagaWorld Limited yang memulai operasional judi di sebuah kapal di tepi Sungai Bassac, Phnom Penh. Kawasan itu dekat dengan destinasi wisata utama di Phnom Penh.

Namun, pada 1996 Pemerintah Kamboja melarang warganya untuk bermain judi. Hal itu seiring keluarnya Undang-Undang Pemberantasan Perjudian pada 1996.

Baca Juga: Melihat Kamboja dari Dua Mata Uang Berbeda

Seorang laki-laki memainkan mesin judi slot di dalam kasino Nagaworld, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (6/12/2023).

Alih-alih berdampak, larangan itu justru memicu beroperasinya kasino-kasino kecil di kota-kota yang berbatasan dengan Thailand dan Vietnam, termasuk di Sihanoukville. Sejak saat itu, industri kasino terus berkembang di Kamboja. Pada 2011, pendapatan pajak yang dihasilkan sebesar 20 juta dollar AS.

Sementara pada 2014, 57 kasino memberikan pendapatan sekitar 25 juta dollar AS kepada Pemerintah Kamboja. Adapun pada 2015, 75 kasino menyumbang 29 juta dollar AS pendapatan pemerintah dan 2 miliar dollar AS pendapatan pemilik kasino.

Pada 2019, pajak dari kasino mencapai 80 juta dollar AS atau naik dari 46 juta dollar AS pada 2018. Peningkatan itu tidak lepas dari beroperasinya judi online. Pemilik kasino tersebut sebagian besar adalah perusahaan investasi asing, termasuk dari Indonesia. Hingga 2019, total ada 150-200 kasino di Kamboja dan membuat negara itu sebagai negara dengan kasino berlisensi terbanyak di Asia Tenggara.

Akses gerbang tol menuju ke daerah Sihanoukville, Kamboja, Rabu (6/12/2023).

Industri judi di Kamboja disebut meledak pada 2017. Terutama ketika kasino-kasino yang didanai Tiongkok mengambil alih Sihanoukville. Dari 1,3 miliar dollar AS yang diinvestasikan di Sihanoukville pada 2017, sebanyak 1,1 miliar dollar AS berasal dari Tiongkok.

Sihanoukville yang juga dikenal sebagai Kampong Som adalah sebuah kota pesisir di Kamboja. Sihanoukville berada sekitar 214 kilometer barat daya Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Pada 2017, jumlah kasino di Sihanoukville sebanyak 24 unit. Kemudian, jumlah itu terus melonjak dan pada 2019 mencapai 100 kasino. Tumbuhnya kasino milik investor Tiongkok dan judi daring juga mendorong masuknya warga Tiongkok. Total warga Tiongkok yang masuk ke wilayah itu hingga 2019 diperkirakan mencapai lebih dari 450.000 orang.

KVMS : 'Penampakan hotel dan kas...

Akan tetapi, pukulan terhadap industri perjudian di Sihanoukville datang pada 2019. Hal itu setelah pada 18 Agustus 2019 Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengumumkan linsensi kasino baru tidak lagi diterbitkan. Begitu juga pembaruan untuk perjudian online dilarang. Semua lisensi judi online juga berakhir pada 31 Desember 2019.

Larangan itu diduga terkait kekhawatiran Pemerintah Kamboja terhadap kejahatan yang muncul seiring meningkatnya aktivitas judi daring di kawasan itu. Sejalan dengan itu, pandemi Covid-19 merebak sejak 2020.

Kondisi itu berdampak pada eksodus para ekspatriat, yakni lebih dari 450.000 pekerja Tiongkok kembali ke negaranya. Sementara itu, sebanyak 7.700 pekerja lokal Kamboja diberhentikan.

Akibatnya, kasino ditutup dan proyek gedung pencakar langit, resor, kondomium yang sebagian dibangun terbengkalai. Total ada 1.100 bangunan yang belum selesai dibangun di sana.

Salah satu kasino di sisi jalan kota Sihanoukvile, Kamboja, Selasa (5/12/2023). Sektor usaha terkait juga terdampak. Lebih dari 800 restoran tutup. Diperkirakan, larangan tersebut membuat Sihanoukville kehilangan pendapatan secara konservatif antara 3,5 miliar dollar AS dan 5 miliar dollar AS karena 90 persen dari pendapatan ini berasal dari perjudian online.

Pascakondisi itu, Pemerintah Kamboja berupaya kembali menarik investor di resor. Pada 14 November 2020, mereka mengeluarkan undang-undang baru tentang manajemen perjudian. Salah satunya mengatur tentang lisensi terhadap pusat perjudian komersial terpadu. Tidak hanya untuk kasino, tetapi juga resor, restoran, pusat ekshibisi, dan pertokoan. Sejak 2021, perundangan baru itu efektif, sudah ada 87 lisensi baru untuk kasino yang beroperasi di Kamboja. Industri perjudian di negeri ini sepertinya masih akan berumur panjang.

Baca juga: WNI Kendalikan Judi ”Online” dari Kamboja

KAMBOJA JUDI ONLINE merupakan unit kerja eselon II yang berfungsi sebagai unsur pendukung pelaksanaan tugas pokok permainan, KAMBOJA JUDI ONLINE juga merangkup di bidang data dan teknologi informasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada admin melalui sekretaris.